elabuelofamilyrestaurant.com – Matias Masir, dalam kapasitasnya sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, menyampaikan ketidaksetujuannya atas kebijakan Bupati Manggarai, Herybertus Geradus Laju Nabit, yang berujung pada pemutusan hubungan kerja dengan 249 tenaga kesehatan non-aparatur sipil negara (nakes non-ASN). Beliau mendesak agar kepala daerah tersebut mempertimbangkan kembali kebijakan ini dan memperbaharui Surat Perintah Kerja bagi para tenaga kesehatan yang terdampak.
Ketua DPRD menggarisbawahi pengorbanan dan kontribusi tenaga kesehatan non-ASN selama periode krisis pandemi COVID-19. Beliau menyoroti betapa para nakes telah bekerja tanpa lelah dan menghadapi risiko sakit karena komitmen mereka untuk merawat masyarakat.
Matias Masir menilai tindakan pemecatan sebagai langkah yang kurang berkeadilan, mengingat bahwa alokasi anggaran untuk honorarium tenaga kesehatan non-ASN telah termuat dalam APBD Manggarai untuk tahun anggaran 2024, setelah proses pembahasan dan pengesahan pada tahun 2023.
Thomas E Rihimone, Ketua Komisi A DPRD Manggarai, mendukung seruan Matias Masir dengan mengkonfirmasi bahwa anggaran untuk tenaga non-ASN, termasuk nakes yang dipecat, telah dianggarkan dalam APBD. Beliau mendesak Bupati untuk mengkaji ulang keputusan pemecatan tersebut.
Thomas E Rihimone menambahkan bahwa meski tenaga kesehatan telah menyampaikan permintaan maaf kepada Bupati, sejatinya tidak terdapat kesalahan yang dapat dikaitkan dengan mereka. Beliau mendesak Bupati untuk tidak mengambil keputusan yang melampaui batas kepatutan hukum dengan memberhentikan mereka tanpa mengikuti mekanisme hukum yang berlaku.
Pemutusan hubungan kerja terhadap tenaga kesehatan non-ASN oleh Bupati Manggarai telah mendapat perhatian serius dari DPRD setempat. Mereka menyerukan kebutuhan mendesak untuk penelaahan dan kemungkinan pembatalan keputusan tersebut, dengan harapan bahwa pertimbangan hukum dan keadilan akan menjadi acuan utama dalam mengambil keputusan yang mempengaruhi kehidupan para tenaga kesehatan yang telah berdedikasi di masa pandemi.